Kamis, 01 September 2016

KISI KISI UAS CHASIS XI DAN TDO KLAS X TKR

BUKU BUKU OTOMOTIF
DAN KISI KISI UAS CHASIS XI TKR
                                                                   KISI KISI TDO LIHAT DI BAWAHNYA



1. Gejala kopling yang mengalami kerusakan.
2. keuntungan dan kerugian kopling  pegas diafragma!
3. R
ing synchronizer pada transmisi!
4. Prinsip kerja kopling 
5. Lihat hal berikutnya.........












6. Camber
7. Caster
8. King pin
9. Toe

Jumlah soal pilihan ganda 25
Essay 5





KISI KISI TDO KLAS X TKR

1. Kelebihan dan kekurangan sistem hidrolik
2. Prinsip kerja car lift
3. Prinsip kerja mesin 4 tak dan 2 tak
4. Perbedaan rantai dan belt
5. GGL Induksi




KISI KISI UTS CHASIS XI

BUKU BUKU OTOMOTIF
DAN KISI KISI UTS CHASIS XI TKR



1. Gejala kopling yang mengalami kerusakan.
2. keuntungan dan kerugian kopling  pegas diafragma!
3. R
ing synchronizer pada transmisi!
4. Prinsip kerja kopling 
5. Lihat hal berikutnya.........












6. Camber
7. Caster
8. King pin
9. Toe

Jumlah soal pilihan ganda 25
Essay 5




Jumat, 12 Agustus 2016

CAMBER, CASTER DAN TOE

Pengertian Camber, Caster dan Toe (toe-in dan toe-out)

 Pengertian Camber, Caster dan Toe (toe-in dan toe-out)  -
Wheel aligment juga disebut dengan geometri roda yang  terdiri dari   camber, steering axis inclination, caster, toe angle, dan turning radius. Pertanyaannya apa pengertian dari masing-masing faktor tersebut? Berikut ini kami jelaskan tentang pengertian atau definisi dari camber, caster, toe angle, dan turning radius.



1. Pengertian Camber

Camber Positif
Camber Positif
Roda roda depan kendaraan bila kita lihat dari depan, maka akan miring ke arah luar atau ke arah dalam. Inilah yang disebut dengan camber. Definisi dari camber adalah kemiringan roda bagian atas ke dalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Apabila miringnya ke arah luar disebut juga dengan camber positi, dan sebaliknya apabila miringnya ke arah dalam maka disebut juga dengan camber negatif.

2. Pengertian Caster

Caster
Caster
Setelah mengetahui tentang pengertian camber. Kini saatnya kita membahas tentang caster. Definisi dari caster adalah kemiringan sumbu putar kemudi ( king pin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan. Apabila miringnya steering axis inclinationnya ke arah belakang maka disebut dengan caster positif, sebaliknya apabila kemiringan ke arah depan disebut dengan caster negatif. 

Pada caster ada yang disebut dengan trail, trail ini adalah jarak dari titk potong garis tengah steering axis inclination, ke titik pusan singgung ban.

Caster positif yang besar membuat trail panjang dan daya balik kemudi makin besar. Namun caster positif memiliki kekurangan kemudi menjadi lebih berat. (Gambar diatas yang paling bawah)

Sedangkan caster negatif membuat kemudi ringan, tetapi kestabilan kendaraan menjadi berkurang, kemudipun juga lebih sulit untuk dikontrol. (Gambar di atas yang di tengah)

3. Pengertian TOE

Definisi dari TOE adalah selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan. Apabila jarak roda bagian depan lebih kecil daripada jarak roda bagian belakan (roda mengarah kedalam bila dilihat dari atas) disebut toe in. Sebaliknya disebut dengan toe out.  Berikut ini adalah gambar toe in, untuk toe out adalah kebalikannya.
Toe In

Selasa, 24 Mei 2016

PELUMASAN MESIN


Mengapa diperlukan pelumasan pada mesin?
















 
Komponen mesin  yang diproduksi dengan presisi oleh pabrik dengan teknologi tinggi, sangat halus dan tanpa cacat. Tetapi jika kita lihat dengan mikroskop, permukaan yang paling mulus ternyata mempunyai bagian-bagian bergerigi dan ujung-ujung yang bentuknya tidak beraturan. Jika dua bagian bergerak, yang memiliki permukaan-permukaan tidak rata tersebut, saling bertemu satu sama lain, maka akan menjadi panas dan memuai. Saat pergerakan berlanjut bagian yang panas menggores logam dan saling menggerus. Kadang-kadang bagian tersebut tersangkut dan tidak bisa bergerak. Mesin menjadi macet. Gaya yang menyebabkan bagian bergerak bertemu satu sama lain dan menjadi panas, memuai serta aus disebut dengan gesekan.
Gesekan
Gesekan didefinisikan sebagai perlawanan terhadap gerakan antara dua benda yang bersinggungan satu sama lain. Setiap kali ada dua benda bergerak terjadi gesekan. Besarnya gesekan tergantung pada komposisi bagian-bagian, kehalusan permukaan, besarnya gerakan dan besarnya tekanan yang menggerakkan keduanya. Catat bahwa pada mesin pembakaran tekanan bantalan poros kadang-kadang sebesar 1.000 pound atau 450 kg. Setiap gesekan mengakibatkan keausan. Selain itu gesekan juga menimbulkan panas. Sebagaimana dua buah ranting yang jika saling digesekkan akan menimbulkan nyala api, dua komponen mesin yang bergerak dapat menimbulkan panas yang sangat besar, kadang-kadang dapat mengakibatkan bantalan poros menjadi leleh.
Ada dua macam gesekan yaitu  gesekan kering dan gesekan basah. Jenis yang ada pada mesin otomotif adalah gesekan basah. Gesekan basah terjadi di antara dua benda bergerak yang permukaanya telah dilapisi dengan suatu bahan. Pada mesin otomotif, bahan tersebut adalah minyak pelumas.
Minyak pelumas
Fungsi  utama minyak pelumas atau oli pada mesin adalah untuk pelumasan bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi gesekan. Oli juga mempunyai kegunaan yang lain. Pertama untuk membantu pendinginan komponen. Alirannya yang teratur pada sistem pelumasan membuatnya menyentuh berbagai bagian yang bergerak. Masing-masing bagian tersebut mengalami gesekan yang menjadikannya panas. Oli menyerap panas pada komponen-komponen tersebut. Selain mendinginkan oli juga berperan sebagai bahan penyekat. Misalnya pada ring torak oli berfungsi sebagai penyekat akhir. Karena bahan pembersih yang terkandung pada oli, oli juga membersihkan mesin dengan melepaskan karbon dan kotoran-kotoran lainnya.
Sistem pelumasan berfungsi untuk mengurangi keausan, panas serta akibat lain dari gesekan alami yang terjadi di antara komponen-komponen bergerak dari mesin.
Filter oli
Minyak pelumas setelah dipompa kemudian disaring lewat filter oli. Minyak pelumas mengalir melalui filter dan kemudian mengalir untuk melumasi mesin. Ini yang disebut sistem penyaringan aliran penuh (full-flow filtering system). Tidak ada minyak pelumas yang mengalir pada mesin tanpa terlebih dahulu disaring. Hal ini untuk menjamin tidak adanya partikel kecil kotoran atau logam terbawa dalam minyak pelumas menuju bagian mesin.
Elemen filter dan wadahnya dibuat menjadi satu unit dengan sekat yang terpasang pada titik rakitan filter menyentuh blok. Rakitan filter terpasang langsung pada tabung galeri minyak pelumas utama untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dari luar maupun kebocoran yang terjadi akibat tekanan. Minyak pelumas dari pompa mengalir menuju filter pada bagian luar elemen dan menembus elemen menuju pusat filter kemudian pada galeri utama.
Ada juga filter yang memiliki diafragma anti aliran balik (anti-drainback). Diafragma ini menahan minyak pelumas atau penuh dengan minyak pelumas jika mesin tidak bekerja. Dengan menahan minyak pelumas untuk siap dialirkan akan mengurangi waktu yang diperlukan bagi minyak pelumas untuk mencapai bantalan poros mesin jika mesin dinyalakan kembali. Diafragma menutup seluruh lubang masukan filter dari dalam. Diafragma dengan mudah akan membuka dengan tekanan pompa minyak pelumas untuk membuka filter. Jika pompa berhenti memberikan tekanan, minyak pelumas di dalam filter menekan diafragma sehingga menutup, maka aliran minyak pelumas berhenti.
Sistem filter minyak pelumas aliran penuh mempunyai sebuah kekurangan. Filter yang tidak diganti pada waktunya akan menjadi tersumbat. Elemen yang tersumbat akan mengakibatkan terhambatnya aliran minyak pelumas menuju bantalan poros sehingga bisa menimbulkan kerusakan. Untuk mengatasi kekurangan ini kebanyakan filter minyak pelumas memiliki katup by-pass. Jika elemen tersumbat, tekanan minyak pelumas akan mengakibatkan katup membuka dan minyak pelumas mengalir tanpa melalui penyaringan dan melumasi mesin. Pada keadaan seperti ini minyak pelumas yang tanpa disaring masih lebih baik daripada tidak ada minyak pelumas sama sekali. Penggantian filter akan menjadikan sistem bekerja kembali secara normal.
Kekentalan minyak pelumas

Agar dapat menjalankan fungsinya, yaitu memisahkan komponen-komponen mesin, mengurangi panas dan menjadi penyekat, maka minyak pelumas harus mempunyai viskositas/sifat kekentalan yang memadai. Viskositas adalah perlawanan cairan terhadap aliran. Atau dengan kata lain merupakan kekentalan minyak pelumas. Viskositas diukur dengan viscosimeter. Minyak pelumas dipanaskan dan dialirkan melalui lubang berukuran tertentu. Tingkat aliran yang terjadi menunjukkan tingkat kekentalan. Semakin cepat aliran yang terjadi semakin kecil nilai viskositasnya.
Tingkat viskositas sangat penting. Minyak pelumas yang terlalu kental dan mengalir sangat lambat akan menjadi penyekat yang baik, tetapi tidak memungkinkan bagian-bagian mesin bergerak dengan lancar. Akibatnya mesin akan sulit dinyalakan. Jika minyak pelumas terlalu encer maka tidak dihasilkan pelumasan komponen-komponen yang memadai dan lapisan yang diperlukan untuk mencegah kontak antar komponen menjadi rusak sehingga mengakibatkan keausan. Karena minyak pelumas akan makin encer jika panas dan mengental jika dingin, maka viskositas minyak pelumas mesin menjadi sangat penting. Minyak pelumas harus cukup encer agar mesin dapat dinyalakan dengan cepat dan lancar serta cukup kental untuk menahan temperatur yang tinggi.
Society of Automotive Engineers (SAE) telah menyusun persyaratan minyak pelumas dalam temperatur tinggi dan rendah. Minyak pelumas yang memenuhi persyaratan temperatur rendah ditandai dengan huruf “W” sesudah tingkat viskositasnya (SAE 5W). Jika suatu minyak pelumas memenuhi persyaratan temperatur tinggi tidak diberi tambahan huruf, hanya tingkat SAE saja (SAE 30). Ada beberapa minyak pelumas yang multi-viskositas, yaitu memenuhi baik persyaratan SAE untuk temperatur tinggi maupun temperatur rendah. Misalnya SAE 5W-30, 10W-30, dan sebagainya. Minyak pelumas demikian sering disebut dengan minyak pelumas segala cuaca.

Senin, 23 Mei 2016

PELUMAS PRODUK CASTROL

Tabel Pelumas Produk Castrol


TIPE PELUMAS
PENERAPAN
GTX 2
MESIN DIESEL, BENSIN, LPG.
XL 20W - 50
Oli mesin dan transmisi dimana 20 atau 30 oli motor disetujui.
EPX 80W - 90
Oli gardan dan transmisi manual.
L5 X 90
Oli gardan anti selip (LSD).
TQ DEXTRON II
Oli untuk transmisi otomatik dan power steering.
FORK OIL (5,10,15&20)
Oli untuk shock absorber pada sepeda motor.
SUPER II
Oli menis 2 tak.
APX GREASE
Grease untuk bearing roda yang menggunakan rem piringan.
LMM GREASE
Grease untuk ball joint
ULTRA STOP BRAKE FLUID
Cairan untuk sistem rem tromol dan piringan.
HANMDY OIL
Oli untuk engsel pintu dan kunci. Kunci kap mesin (pin bonet) dan boot catches.
ANTI FREEZE ANTI BOIL
Cairan untuk sistem pendinginan otomotif.

Rabu, 18 Mei 2016

TDO METER

1. Kode baut
2. Kode bantalan
3. Konstruksi baut metris
4. Gasket
5. Kelebihan dan kekurangan bantalan
6. hukum pascal
7. Dongkrak
8. Oil seal
9. Perawatan bantalan
10. Ciri ciri baut metris dan withworth
dst. tunggu update dan ikuti terus perkembangannya

Minggu, 08 Mei 2016

Komponen Mesin

Tata letak Mesin


Faktor-faktor yang digunakan untuk mengklasifikasikan mesin. Termasuk displacement (volume) silinder mesin, jumlah katub tiap silinder, letak dan jumlah poros engkol dan tipe pendingin yang digunakan (berpendingin udara atau air). Jumlah dan bentuk penyusunan dari silinder adalah metode lain yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan mesin.


Hal ini biasa untuk mobil, lain halnya dengan sepeda motor, mobil mempunyai 4 buah silinder atau lebih. Mesin empat langkah modern juga mempunyai beberapa silinder. Walaupun demikian, terdapat beberapa cara dalam membuat susunan silinder dalam sebuah mesin. Beberapa susunan silinder ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.






Gambar 1. Salah satu model susunan silinder 

Pada susunan silinder segaris sangat umum digunakan pada mesin dengan 4 buah silinder. Juga digunakan pada mesin dengan enam silinder. Susunan silinder segaris tidak biasa digunakan pada mesin yang mempunyai lebih dari 6 silinder dalam satu garis karena membuat mesin menjadi terlalu panjang.

Susunan silinder miring adalah variasi dari susunan silinder segaris, dimana silinder terletak dalam satu garis akan tetapi miring kearah satu sisi. Pada susunan ini terkadang digunakan oleh seorang perancang kendaraan untuk mengurangi ketinggian mesin. Hal ini untuk mencapai tampilan luar kendaraan yang halus.


Susunan silinder V (vee) adalah susunan silinder lain yang banyak digunakan. Seperti namanya, silinder ditempatkan dalam dua arah yang disusun dalam formasi V. Seperti susunan silinder lain yang dijelaskan sebelumnya, susunan silinder ‘V’ masih hanya memerlukan satu poros engkol. Susunan silinder model “V” biasa digunakan pada kendaraan yang mempunyai 8 buah silinder atau lebih. Walaupun demikian, ini tidak terbatas pada mesin yang mempunyai silinder banyak. Sebagai contoh sebuah mesin V6 adalah standar mesin untuk Holden Commodore dan mesin V4 telah digunakan pada kendaraan komersial yang lebih kecil.

Mesin datar atau berlawanan secara horisontal adalah susunan silinder yang kuran umum. Seperti yang anda lihat pada gambar, pada susunan ini silinder dalam posisi tidur pada sisi lain dari poros engkol. Pada susunan ini membuat mesin mempunyai pusat gravitasi yang sangat rendah, yang digunakan oleh perancang kendaraan untuk mengurangi jumlah ruangan yang dibutuhkan mesin. 4 silinder datar digunakan pada Volkswagen terdahulu termasuk yang terkenal yaitu ‘Beetle’.


Letak/lokasi mesin


Mesin pada mobil dapat ditempatkan baik di bagian depan atau belakang. Dalam beberapa tahun ini umumnya mesin ditempatkan di bagian depan dan menggerakkan roda belakang. Meskipun pada mesin di depan menggerakkan roda depan kelihatan lebih sederhana, hal ini tidak mungkin sebab roda depan harus mampu berputar untuk mengendalikan arah kendaraan.

Perubahan ini pada saat constan velocity atau disebut dengan CV joint dikembangkan pada akhir tahun 1950-an. Joint ini memungkinkan roda depan digerakkan oleh mesin, dan pada saat bersamaan roda depan dapat dibelokkan. Sebab dengan cara ini lebih mudah untuk mendapatkan tenaga dari mesin, jika mesin ditempatkan melintang. Perletakan mesin secara melintang/transversal/timur –barat digunakan pada kendaraan dengan penggerak roda depan. Ruang mesin yang lebih pendek adalah kelebihan lain pada mesin yang diletakkan secara transversal.





Gambar 2. Penempatan  mesin.


Mesin yang diletakkan di belakang dipergunakan terutama pada mobil sport yang mahal. Perancang mobil ini memilih perletakan di belakang sebab hal ini membantu pendistribusian berat kendaraan lebih merata ke roda depan dan belakang sehingga meningkatkan kemudahan pengendalian kendaraan.