Spesifikasi BAUT
Bentuk baut terdiri atas Head body dan thread. Ukuran head berdasarkan jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head menentukan ukuran kunci atau socket yang digunakan. Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk baut memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda dalam penunjukkan ukuran bolt.
Baut juga dibedakan berdasarkan jenis threadnya :
a. Part thread
a. Part thread
b. Full thread
1. Baut Inch
Ukuran baut ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan standarisasi Unified Screw Thread Standard, thread diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Unified screw ukuran bolt dinyatakan dengan notasi seperti berikut :
Bolt Code : ½ – 20 – UNC – 3
3 = Panjang dalam satuan inch
C = Coarse ( ulir kasar )
F = Fine ( ulir halus )
20 = Jumlah puncak ulir per inch
1/2 = Diameter luar puncak ulir
Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus ) yang ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan aplikasinya banyak digunakan. Fine thread memiliki alur thread kecil aplikasinya pada permukaan tertentu, misal untuk pengikat parts yang tipis.
2. Baut Metric
Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditentukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :
Kode Baut : M 12 x 1.75 – 80 – 8.8
8.8 = Class kekuatan baut
80 = Panjang baut
1.75 = Jarak puncak thread dalam satuan mm
12 = Ukuran puncak thread dalam mm
M = Ukuran ISO Metric threads
Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditentukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :
Kode Baut : M 12 x 1.75 – 80 – 8.8
8.8 = Class kekuatan baut
80 = Panjang baut
1.75 = Jarak puncak thread dalam satuan mm
12 = Ukuran puncak thread dalam mm
M = Ukuran ISO Metric threads
Tingkat ( Grade ) kekuatan baut
A. SAE
Society of Automotive Engineers ( SAE ) menerbitkan standarisasi untuk mengklasifikasikan unified ( inch-series ) bolt pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength ( kekuatan tariknya ). Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada permukaan atas head bolt Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda bolt berdasarkan standarisasi SAE.
Society of Automotive Engineers ( SAE ) menerbitkan standarisasi untuk mengklasifikasikan unified ( inch-series ) bolt pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength ( kekuatan tariknya ). Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada permukaan atas head bolt Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda bolt berdasarkan standarisasi SAE.
B. ISO
Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International
Standardization of Organization ( ISO ). Klasifikasi berdasarkan atas kekuatan
tensile dan yield. Tanda angka pada permukaan atas bolt menandakan klasifikasi
kekuatannnya. Semua bolt dan capscrew berdiameter diatas 4-mm memiliki tanda
angka pada permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi dan
tanda yang digunakan pada bolt metric.
Istilah yang sering digunakan
pada Fastener :
1. alloy
steel = Jenis dari steel yang berisi material lain sengaja ditambahkan untuk
memperbaiki kualitas logam.
2. carbon
steel = Jenis dari logam yang dibuat dari besi dan carbon tanpa tambahan lain.
Sebagian besar fasteners dibuat dari carbon steel.
3. fastener
= Alat yang menyatukan dua atau lebih benda. fastener dapat berupa baut,
kancing, nut.
4. Proof
Load = Nilai 80 ~ 90 persen dari yield.
5. tempered
= Pengerasan pada metal dengan cara dipanaskan
6. yield
strength = Kemampuan dari material menahan gaya yang menariknya hingga melar
tapi material tersebut masih bisa kembali kebentuk semula.
7. tensile
strength = Gaya atau beban maksimal yang menyebabkan fastener dapat berubah
bentuk (melar) secara permanent.
Jenis fastener/pengencang baut memang paling sering digunakan
dalam merakit komponen atau mengikat sub komponen seperti piping, hose,
bracket/penahan dll. Hal ini harus diperhatikan secara benar dan teliti, dalam
memilih, memasang dan mengencangkan sesuai rekomendasi shop manual atau lihat
tabel di atas. Jika tidak maka masalah fatal/serius akan membuat pekerjaan kita
jadi Re-DO(kerja ulang) dan itu sangat merugikan dari segi waktu lebih-lebih
cost/biaya yang membengkak.
Selamat belajar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar